Politik dan Hukum

Dorong Deteksi Dini Lupus, Kemenkes akan Luncurkan Program Saluri

Dorong Deteksi Dini Lupus, Kemenkes akan Luncurkan Program Saluri
Ilustrasi(kemkes.go.id)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) memperkuat strategi deteksi dini dalam menangani Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau “Penyakit Seribu Wajah”. Program terbaru ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lupus melalui edukasi dan pendekatan berbasis komunitas.

Direktur P2PTM Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, untuk mendorong deteksi dini, Kemenkes akan meluncurkan program Saluri (Periksa Lupus Sendiri) mulai 2025. Program ini menyasar calon pengantin wanita sebagai langkah awal pencegahan di kelompok usia berisiko.

Melalui Saluri, masyarakat diajak untuk mengenali tanda-tanda lupus secara mandiri dan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika menemukan gejala yang mencurigakan.

“Melalui program Saluri kami berharap masyarakat lebih memahami pentingnya deteksi dini lupus sehingga kasus dapat ditangani lebih cepat dan tepat,” ujar Nadia dalam keterangannya, Rabu (18/12).

Lupus merupakan penyakit autoimun kronis di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Berdasarkan studi yang dilakukan Prof. Handono Kalim dan tim di Malang, prevalensi lupus di Indonesia diperkirakan sebesar 0,5%, dengan jumlah penyandang lebih dari 1,3 juta orang. Penyakit ini terutama menyerang perempuan usia reproduksi 15-45 tahun.

Nadia menjelaskan, lupus adalah penyakit yang dapat menyerang semua usia. Gejala umumnya berupa kelelahan ekstrem, nyeri sendi, ruam kulit, dan demam berkepanjangan. Penanganan yang cepat dan tepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. “Lupus adalah penyakit yang sulit dikenali karena gejalanya bisa menyerupai penyakit lain. Deteksi dini akan membantu pengobatan lebih cepat dan mencegah komplikasi serius,” ujarnya.

Nadia menekankan bahwa deteksi dini lupus membutuhkan kolaborasi multisektor antara pemerintah pusat dan daerah, organisasi profesi, BPJS Kesehatan, dan media.

Kemenkes juga telah menyusun pedoman dan modul pelatihan tatalaksana lupus bagi tenaga kesehatan. Program Rujuk Balik melalui BPJS Kesehatan juga diperkuat agar pasien lupus mendapatkan penanganan berkelanjutan.

Dr. Anna Ariane dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo menjelaskan beberapa manfaat deteksi dini lupus. Misalnya, meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien; mencegah kerusakan organ seperti ginjal, jantung, dan paru-paru; mengurangi biaya pengobatan yang tinggi akibat komplikasi berat.

Kemudian meningkatkan produktivitas pasien agar tetap dapat bekerja dan beraktivitas normal; hingga mengurangi flare-up lupus atau serangan penyakit berulang.

Anna juga menegaskan pentingnya pemeriksaan dini pada pasien dengan gejala seperti ruam wajah berbentuk kupu-kupu; nyeri sendi dan pembengkakan; kelelahan berat tanpa sebab jelas; sariawan berulang; sensitif terhadap sinar matahari; dan kelainan ginjal seperti proteinuria.

“Jika ditemukan minimal dua gejala pada organ yang berbeda, pasien perlu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut untuk memastikan diagnosis melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium,” ujarnya.

Melalui kampanye edukasi dan program deteksi dini seperti Saluri, Kemenkes berharap masyarakat dapat mengenali lupus lebih dini. Selain itu memberikan dukungan yang lebih baik bagi penderita, serta mendorong pemahaman bahwa lupus bukan penghalang untuk hidup aktif dan produktif.

Halo, para pencinta slots Pernah denger istilah “slot demo”? jika belum, bersiaplah jatuh cinta sama konsep ini. slot gacor merupakan mesin slots yang selalu memberi kemenangan. Ya, slot-slot ini bisa disebut sebagai andalannya tuk bawa pulang cuan. but, cemana sih {caranya|